Aplikasi Kontrol Elektropneumatik

  1. Rangkaian Single Actuator

Berikut ini adalah diagram rangkaian elektropneumatik yang terdiri atas diagram rangkaian pneumatik dan diagram rangkaian elektrik . Perhatikan gambar di bawah ini.

Apabila push button switch S1 ( gambar bawah ) ditekan arus akan mengalir dari kutup positif (+24 V ) ke solenoid Y1. Solenoid bekerja mengubah posisi katup 1.1 hingga katup 1.1 membuka mengalirkan udara kempa ke silinder 1.0. Udara kempa mendorong piston bergerak maju. Apabila push button dilepas, arus terputus, solenoid tidak bekerja lagi dan pegas katup 1.1 kembali ke posisi semula dan akhirnya udara kempa keluar ke atmosfir. Piston kembali ke posisi semula oleh dorongan pegas.

Contoh 1. Gambar a dan b adalah contoh rangkaian elektropneumatik dengan memory-circuit dominan reset. Coba pelajari cara kerjanya dan apakah benar kedua rangkaian tersebut memang sama-sama dapat mengunci . Pelajari juga dimana letak perbedaannya.

Contoh 2. Rangkaian yang mendeteksi akhir langkah maju dan langkah mundur. S1 adalah saklar (switch ) yang tidak otomatis reset. S3 adalah switch normaly open ( NO ) yang pada posisi awal dalam keadaan operasi ( closed ) yang ditandai dengan tanda panah. Apabila S1 dan S2 dioperasikan terus rangkaian ini akan bekerja otomatis dan kontinyu. Langkah mundur lebih cepat karena adanya quick exhaust valve(1.01) sedang langkah maju diatur oleh flow control (1.02) . Perhatikan gambar  di bawah ini.

Gambar  Rangkaian yang mendeteksi akhir langkah maju dan langkah mundur.

Contoh 3. Rangkaian pada gambar di bawah ini menunjukkan bahwa terjadinya kontrol bergantung pada tercapainya tekanan pada PE converter (B1). Reed switch B2 akan tersambung (closed) apabila piston telah menjangkau medan magnet pada reed switch (posisi akhir langkah maju). Tetepi walaupun B2 telah tersambung , sedang B1 belum tersambung , arus bulum dapat mengalir ke coil relay K2 sehingga kontak relay K2 pun belum bekerja. Selama menunggu tekanan pada B1, batang torak tetap berada pada posisi depan.

Gambar Rangkaian menggunakan reed switch dan PE converter

2. Diagram Rangkaian dua aktuator

ontoh 1. Rangkaian pneumatik yang digunakan untuk memindahkan suatu benda kerja dari satu posisi ke posisi yang lain . Lihat gambar di bawah Sket posisi.

Urutan kerja dari actuator 1.0 (A) dan 2.0 (B) adalah: A+, B+, A-, B- . Urutan kerja ini dapat dilihat pada diagram step pemindahan (desplacement step diagram) gambar  berikut.

Gambar Displacement step diagram

Bentuk diagram rangkaian untuk rangkaian pneumatik tersebut di atas adalah seperti gambar berikut ini. Perhatikan diagram ini dan analisis cara kerjanya.

Gambar di atas: Diagram SIRKIT elektropneumatik dengan urutan gerak : A+, B+, A-, B-

         Rangkuman Sebelum membuat atau membangun aplikasi sistem kontrol elektropneumatik diperlukan suatu rancangan atau desain kontrol dengan membuat sketsa posisi,positional program,diagram layout pneumatik ,diagram sirkit elektrik,dan jika di rancang menggunakan desain kontrol berurutan maka diperlukan displacement diagram untuk mempermudah dalam membuat diagram sirkit elektrik.

untuk mempermudah dalam membuat diagram sirkit elektrik. Pengontrolan elektropneumatik mempunyai keuntungan berikut ini dibandingkan dengan kontrol pneumatik :

  • Keandalan yang tinggi (lebih sedikit bagian yang bergerak sehingga dapat mengurangi tingkat keausan yang diakibatkan oleh pemakaian).
  • Perencanaan dan upaya uji serah terima lebih rendah, terutama untuk pengontrolan yang rumit.
  • Upaya instalasi lebih randah, terutama ketika pengintalan komponen-komponen, seperti terminal-terminal katup yang digunakan.
  • Perubahan informasi yang lebih mudah diantara beberapa kontroler.

Pengontrolan-pengontrolan elektropneumatik telah diapilkasikan di Industri Modern dan aplikasi sistem kontrol pneumatik murni terbatas pada beberapa aplikasi khusus.

Evaluasi

  1. Sebutkan beberapa penerapan pengontrolan pneumatik maupun elektropneumatik pada industr-industri modern

………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….

  1. Tentukan komponen-komponen yang anda ketahui pada sistem kontrol elektropneumatik. Serta jelaskan prinsip kerjanya !

……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………..

  1. Jelaskan kegunaan dari diagram fungsi dan displacement step diagram pada rangkaian kontrol elektropneumatik

………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….

  1. Jelaskan prinsip kerja timer On-delay, Off-delay dan Counter. Terapkan pada rangkaian (boleh menggunakan Software simulasi Fluidsim)

………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….

  1. Mesin bor (drill) dengan konstruksi sedemikian dimana memiliki 2 (dua) buah silinder. Silinder A bergerak ke bawah menjepit benda kerja yang akan dibor selama 10 detik. Saat silinder A mundur secara bersamaan Silinder B mendorong benda kerja kemudian kembali ke posisi semula. Silinder A mulai bekerja setelah menerima sinyal keberadaan benda kerja. Sinyal tersebut akan hilang saat silinder B mendorong benda kerja.

Buatlah desain dari mesin bor tersebut dengan langkah-langkah :

  1. Tentukan displacement step penggerak
  2. Tentukan Komponen elektropneumatik yang digunakan
  3. Buatlah rangkaian kontrolnya (diagram kelistrikan dan pneumatik)

Catatan : Rangkaian diujicobakan pada software Fluidsim

Tinggalkan komentar